“Terima membuat puisi. Hubungi penyair-pembuat-puisi di alamat ini: Jalan Cempaka 2 A”.
Perempuan mengamati iklan kecil di harian pagi. Saat ia menghabiskan sarapan. Akan kusambangi penyair-pembuat-puisi itu dan memesan satu puisi untuk kekasih hati, begitu ujarnya.
Begitu sampai di alamat penyair-pembuat-puisi, perempuan mengutarakan maksudnya.
penyair-pembuat-puisi menyambutnya dengan ramah. Ia berkata pada perempuan;ceritakan padaku tentang kisah kalian, bagaimana kalian bertemu, mengapa kau jatuh hati padanya, ceritakan, karena itu bahan mentah yang penting dan menjadi modalku untuk bekerja membuat puisi pesananmu,
Dan perempuan kemudian memulai kisahnya. Tentang pertemuan yang terjadi ketika senja turun dan hujan baru saja usai. Tentang kecintaannya pada harum tubuh yang meruap dari lelaki yang kemudian menjadi kekasihnya. Tentang kesenangannya menghabiskan hari bersama, berdua. Tentang kebahagiaan yang menetap. Tentang tawa, tangis, pemahaman, berbagi, memupuk rasa percaya. Tentang kasih. Tentang beragam hal.
penyair-pembuat-puisi menyimak dengan baik. Mencatat ini dan itu.
Tampaknya aku sudah mendapatkan bahan-bahan yang kubutuhkan, katanya kemudian.
Tapi aku perlu bertemu dengan kekasihmu, ujar penyair-pembuat-puisi, untuk mengetahui bentuk puisi seperti apa yang diinginkannya. Agar puisi pesananmu, yang aku buat nanti, benar-benar memenuhi seleranya. Sepekan setelah itu kau dapat mengambil puisimu di sini.
Baiklah, jawab perempuan, akan kuatur pertemuan kalian.
Tujuh hari berselang. Perempuan kembali mendatangi penyair-pembuat-puisi. Ia membayangkan rupa dari puisi pesanannya untuk kekasih hati.
Ini, ujar penyair-pembuat-puisi pada perempuan, seraya menyodorkan kertas putih.
Tak ada puisi? perempuan bertanya bercampur heran
Ya, tak ada puisi pesanan, jawab penyair-pembuat-puisi. Aku menyambangi kekasih hatimu dan berharap menemukan gambaran mengenai bentuk puisi yang ia sukai, yang sesuai dengan selera. Tapi bukan itu yang kudapatkan, sebab kekasih hatimu berkata: untuknya kau adalah deretan kalimat yang menenangkan dan menentramkan, paragraf yang membawa kebahagiaan jiwa. Melengkapi. Mana mungkin aku membuat pesanan puisi untuk kekasihmu, seperti yang kau minta pekan lalu, sebab baginya kau adalah puisi…
untuk apa kau pesan puisi kalau dirimu adalah puisi itu sendiri, atta?
aduh, bagusnya…
tunggu apa lagi??? bungkuuusssss!!! hihkhihkhihk…
sudah banyak untaian kata mengalir dari dirimu dan semuanay tertuang di halaman blog ini… wahai perempuan-pembuat-puisi, mestinya engkau belajar pada juragan blog ini :D
selamat tahun baru semoga tahun 2009 ini – puisi itu terus terdengar jauh sampai ke ujung Liberia.
suit suit :)
dalem banget ta…..
bener kata dinda, tunggu apa lagi?
Semoga atta dan lelaki harum hutan-nya segera melabuhkan perahu yang sama dikayuh di sebuah dermaga indah…
banyak doa untuk kalian…
suit suit…manisnya….
jadi mulai sekarang saya memanggilmu: gadis puisi?
Cantik sekali. Setuju sama Dinda, tunggu apa lagi?
atta, tahukah kau,
bagi perempuan tak ada puisi terindah selain “ijab kabul” yang diucapkan
(calon) suaminya…
–saya turut mendoakan, semoga puisi itu
akan diucapkan si lelaki harum hutan…
aduh cantiknya,
jadi deg2an aku bacanya, mbak Atta,
Mantabs…
iiih, merindiiiiinggg…
nomer telepon si penyair pembuat puisi itu berapa ya? saya mau datengin juga ah, mau pesen puisi buat dia sendiri *ihiy, pick up line yang oke gak Ta?*
Cool…..
Gila keren banget….uhuy……
Ikrarkanlah….puisi itu didepan penghulu
Ok mbak….
Atta, dari dulu aku selalu mengikuti tulisanmu di blog ini. tapi yang ini abgusssssss banget banget banget…
So, me & dendy nunggu saat kau & lelaki harum hutam-mu saling membacakan puisi paling indah dlm hidup kalian…
so sweeeeet!
trus si penyair-pembuat-puisi itu masih minta honor ngga? :D
manisnya… ditunnggu kabar baiknya ya, Ta… :)
owww…nyetrum *apaan sih*
ta, bikinin aku puisi dong tentang laut :p
aduh daleeeeemm dan bikin mrinding aja.. so nice :) salam kenal mb..
bagiku kau buaya…
:))
how sweet … *_* …
pa kabar mba atta …???
ohh to twittt mbakkk.. :)…
mana puisinya di bulan cinta?
Halo Atta, apakabar? Masih sibuk hunting berita?
hi…. kayak aku besok kesini lagi ahhhh….
kunjungi blogku ya….
Puisi adalh kehidupan dalam kata-kata
maksudnya agar lebih romantis, dulu waktu akan menikah saya menawarkan pada (calon) istri agar beberapa naskah tulisan saya dijadikan mahar. tapi… ‘yang umum saja mas,’ istri saya menolak halus sambil tersenyum manja, ha-ha-ha.
salam.
pesen 1 puisi dong mbak atta, lengkap pakai : cinta, harapan dan surga.
delivery ya.. :D
..bagus..
manis sekali …
so sweet ….
kau adalah puisi, hmm membuat haru
kamu memang berwajah santa
kelembutan kelopak tipis tudung matamu
menyimpan mata yang saat jaga
tetap tidak terpisahkan
dari sukacita suci
seperti mata bocah
dimana pernah menitik air mata
dari sumbernya yang teramat dalam
dan tersembunyi
mungkin ada semilir sejuk,
getaran halus yang lolos melalui lipatan di sudur mata
dan bibirmu
aku terpaku, takjub
pada dudukan bibir
cara mengatup yang berbeda dengan saat kau jaga
seperti menekan mimpi atau gejolak yang ribut
mengendalikannya dengan sabar, tenang, seperempat senyuman
tapi dagumu yang ringan
seperti siap menyangga kepenuhan senyum dan tawamu
aku sepi dan dengan tenang mungkin damai
merindukanmu,
menyentuhmu,
mengetuk pintu sucimu
wajahmu adalah ingatan purba
bulan bundar negeri para kekasih
dari seri puisi hikayat bulan 1-11
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/10/hikayat-bulan.html
waaa… blognya udah kembali. Tapi kok blm ada yg baru? Ayo Atta… aku menanti, menanti dan menanti :D
Eh blognya udah idup lagi ^_^
Salam kenal mbak, awalnya blog ini terbaca dari hardisk seorang teman (30 archive lebih)
kemudian terpesona, dan bertambahlah jumlah blog yang akan menjadi daftar tetap pengisi ruang baca elektrik saya.
Tetap berbagi kisah ya mbak, negeri senja ini pasti masih akan terus menjadi salah satu persinggahan dalam perjalananku.
luar biasa…
saya ingin komentar serius sebetulnya, tapi melihat empu blog tidak memberi feedback atas setiap komen yang masuk, saya jadi enggan…
puisi adalah ungkapan isi hati yg expresif,,
Kau adalah sederet kalimat yang melengkapi hidupku,..
Kau puisiku…
^^ wah keren mba’ aTTa…
kereeen ^^
Atta, udah lama aku gak buka blog ini….dan yg aku buka skrg ini….kereeeen banget….suit..suitt…moga langgeng yah…
Hmm. .
Bgus ea ..