Perempuan itu, pada sore yang tenang, menemui penjaga kenangan.
“Tolong keluarkan potongan kenangan yang itu,” ujar perempuan, menunjuk kepada potongan di dalam kotak berwarna coklat teduh.
Penjaga kenangan dengan sigap mengambilnya, kemudian menyerahkannya pada perempuan.
Kotak belum dibuka, tapi perempuan itu telah tersenyum. Senyum yang bersumber dari kotak yang kini dipegangnya.
Perempuan menyentuh bagian atas tutup kotak berwarna coklat teduh perlahan-lahan. Meraba potongan kenangan.Dan membuka kotak dengan tetap tersenyum.
Penjaga kenangan telah menjaga potongan kenangan dengan baik, sangat baik.
Dan perempuan itu, pada sore yang tenang, merasakan dirinya menyatu dalam potongan kenangan yang semula tersimpan rapi di kotak.
Ia, berjalan di pinggir aspal, sesekali melihat langit, menuju jalan yang lebih besar, menemui lampu merah, perempatan yang sibuk, menyebrangi jalan, terus berjalan, melewati rumah duka, berhenti di sebuah warung, menu-menu ditulis berurutan di spanduk kuning yang kian kusam.
Perempuan itu duduk, tersenyum pada laki-laki (yang sore itu sepertinya tetap tidak bertambah tua), memesan cap cay tanpa nasi dengan jeruk panas, menikmati cara laki-laki itu mengolah sayuran segar, menyenangi suara bising dari kompor gas dan lalu lalang kendaraan.
Ia menikmatinya, begitu menikmati potongan kenangan itu dan tidak membaginya dengan siapapun. Ia menikmatinya sendiri. (Ia bahkan tidak mengirimkan pesan pendek pada siapapaun)
Tak semua persis sama memang. Dulu, perempuan itu jauh lebih muda. Selepas maghrib, ia kerap menuju tempat yang sama bersama beberapa karib. Perburuan makan malam yang umumnya berakhir di warung tempat di mana menu-menu tersaji di spanduk kuning kusam. Dulu juga ada tawa yang riuh.
Tak semua persis sama memang. Tapi tak mengapa. Perempuan itu tetap bahagia. Menghabiskan cap cay, meneguk jeruk panas, mencecap kembali sepotong kenangan.
-solo. Di sela-sela cuti yang panjang. oh senangnya :)-
*jadi pengen jalan kaki di sawojajar. malang, i miss you. :(
Ini kenangan dengan teman kita yang barusan kabur ke negeri sana ya? Bukan ya? :) Nice to see you again in here.
kemabli ke green campus gak mbak? hehehe tapi sekarang udah banyak pohon beton ya
Bagus bgt..
Atta, lagi liburan ya. Senangnya.
Have fun ya, semoga liburannya menyenangkan.
oalah ‘ta, kenanganmu kuwi termasuk meh kecopetan nang bus solo-sragen yo? hekekekekekeke …
kowe wis mulih jakarta to? durung sempat ketemu je … malah wis mulih
waaa….. kok tiba-tiba udah sampe solo…
some part of live is change….but something isn’t…
stay the same sis…
but let the panic syndrome go away..oke…hehehe
aih, akhirnya, apdet juga…
lagi di solo, ya, mbak…
met liburan ya………
This is not a box of chocolate?
ooww..la9e liburan tokh?have fun and nice holiday yakh:)
akh kenangan itu[loch kok jadi ngelamun hehe]
akhirnya atta update lage,da nunggu lama neeh ta:)
atta, postingan kamu memang selalu ditunggu-tunggu, karena jarang, sekalinya muncul aku selalu merasa sayang membacanya cepat-cepat.
kamu sedang liburan dan memesrai kenangan itu? :D selamat untuk sepotong senyum yang masih menggantung di bibirmu! miss you!
*peluk atta*
masih sama..
gak berubah..
meneduhkan..
Ataaaaaaaaaaaaaaa…….. siaul kau
ke solo tak kasih kabar ke aku….
awas ya, kali lain ke solo, mampir dunk ke gubugku…
kamu sangat berbakat menjadi penulis fiksi. saya akan menjadi pembeli pertama jika kamu menerbitkan cerpen atau novel atau roman atau apapun karya fiksimu yang kamu tulis. Salam
sepotong kenangan.
di satu sore yang teduh….
“waduh, mrinding aku …”
kalo ke surabaya silakan mampir…
seneng ada cerita baru lagi dari Atta.
Wah, lagi jalan2 di solo ya….
Sepotong kenangan? Bukankah di sana seharusnya ada banyak berpotong2 kenangan….
duh Atta indahnya..ikut lomba nulis fiksinya Femina gih Ta, tulisanmu lebih indah daripada yang pada menang itu hehehe, jadi kangen pulang ke Jogja dan menyusuri lorong-lorong kenangan itu juga :)
kenangan itu memang berarti, tapi jangan terjebak dalam kenangan…
salam kenal ya atta
Hi mbak atta. Salam kenal. Seneng bisa baca tulisan yang inspired kaya gini :-) keep ur good work mbak. Piss
yup! Aku tau! Bener gak itu warung pak DARTO? yg ada goyang lidahnya, dket tiong thing? huaa… jd kangen solo jg;)
waduh, terhuyung-huyung aku membacanya. bagus-bagus kali pun………
hwa .. tulisannya bagus2 mbak
aku baru nemu blog ini dan aku sukaaa
ingin bahagia dengan kenangan dan mencicip cap cay dan jeruk dengan sederhana. iri tentang kerumitan perjamuan di puisi ini
Awal Perjamuan
udara mengandung ajal
di tiap hari
di penghabisan hari
nafas pun melambat
mendekat bisu
di batas mati
raga menepi jadi seonggok kursi
dan jiwa menunggu duduk
tanpa satupun kursi
hanya suara butir pasir jatuh
satu persatu
diatas selusin piring
dan gelas perjamuan
tanpa satu pun meja
tanpa satu pun kursi
bahkan piring gelas
seolah-olah saja piring gelas
lalu pasir pun tak
pernah jatuh
karena pasir tak pernah ada
hanya kosong
awal perjamuan tak berupa
tak beragi
oiiii pengen cap cay
salam hangat
kawan atta saya yang mengirim puisi awal perjamuan, saya sekarang nongkrong di blog lenteradiatasbukit setelah jengkel utak-atik blog ruangasa malah bubrah ngak karuan
segar banget membaca ini pagi-pagi seperti sekarang. teringat pada setumpuk kenangan yang berdebu di pojokan sana…..
Kalau mengkotakkan kenangan ada gak ya???