Akhirnya ia datang . Seorang wanita yang hatinya baik dan suka berbaik hati. Ia pintar dan juga senang berbicara. Ia banyak belajar dari Universitas Kehidupan. Dosennya adalah Bapak Pengalaman dan Ibu Persahabatan. Ia menawan. Banyak memberikan hikmah. Aku bahagia… (Laki-laki harum hutan, akhir Oktober)
Kalimat di atas saya temukan di halaman yang ditulisnya, mitra strategis, si harum hutan yang baik dan jenaka. Barisan kata itu dijalinnya untuk saya. Bahagianya :)
Pertama kali saya jatuh cinta padanya, saya tak tahu ia pandai menulis. Saya tak pernah tahu kalau ia sesekali menuangkan pikirannya dalam tulisan. Kunjungan pertama ke rumah kata yang dibangunnya sempat membuat saya terkejut bercampur senang. Sejak dulu, sesuatu di dalam diri saya berkata saya akan menganyam kisah bersama laki-laki yang menulis.
Membaca jalinan kata di atas membuat saya bahagia. Bahagia yang menetap dan tak kunjung tanggal, dari hari di mana saya jumpai tulisan itu sampai saat ini.
Rasanya
Seperti
Bersampan di pagi hari, saat matahari masih hangat. Dan saya membiarkan kulit saya tertimpa sinarnya. Saya kayuh dayung, susuri telaga. Pandangi gumpalan awan di langit. Dengarkan kecipak air saat dayung sentuh permukaan telaga.
Saya terus susuri telaga.
Begitu sampai di seberang. Saya turun dari sampan. Bertelanjang kaki. Dengan langkah kecil lalui setapak, jalan dengan rerumputan yang tersibak. Ciumi wewangian bunga liar.
Saya tinggalkan sampan
tanpa rasa khawatir
tenang
sebab telah saya temukan
telaga
yang akan menjaga
selalu
:)
-tulisan ini terinspirasi oleh puisi Akulah Si Telaga karya Sapardi Djoko Damono-
mbak, mbak, sampannya diiket dulu, mbak!
:)
tapi ini bukan puisi kan mba? :D
ini pasti di sampireun bandung yaks?..hehehhe
indahnya cinta… uhuk uhuk.. ;)
waduh-waduh……………….
Rasanya saya jadi ikutan jatuh cinta lagi nihhhh………..
seperti melambung saat gayung bersambut……….
Di jaga ya…………. ATTA
Send my best regard to HIM
tante, tante…
mau curhat dong…
aku kok sekarang ya sudah bgt mau nulis2 ‘biasa’ lagi? kok pengennya menye2 terus yah? ihik..ihik…
Membacanya saya tentram, lalu membayangkan saya adalah juga bisa jadi telaga. Tentu, untuk orang lain, bukan pemilik blog ini.
Aneh bukan kalau ia memiliki dua telaga?
ah indahnya cinta yang kautemukan, ta. syukurlah! :)
cinta yg baru saja saya rasakan dpt diumpakan layaknya a bit of broken glass.
the sun may shine upon a bit of that broken glass till it glitters like a diamond, but then it you take it up, you will only cut your fingers.
now it is all over. i could really screamed…
Good God! :)
dayung yyyuuuukkkkkkkkkkkkk !!!
hayooo…diari orang dibaca. ntar tak laporin lho…hihihi
…Sayah menemukan Banyak aroma Romansa, akhir2 ini di Blogs ini… duuuuuuh senangnya.. ssssssssssttt btw samar dibalik kabut sayah melihat ada perahu yang berlabuh di telaga lain ta..(“,)
sementara satu sampan satu telaga dulu ya…ntar kalau kondisinya berubah, baru mikir multi sampan or multi telaga…gitu lah…
hihihi…bingung ya?! :D
uhuuuyy… jatuh cinta setiap hari, pada orang yang sama, rasanya ajaib ya mbak? :) semoga selalu diliputi kebahagiaan
bergumam seorang perempuan :
seandainya aku sebuah telaga,
maukah kau merenanginya?
menjawab lirih si lelaki :
betapa aku ingin,
tapi bagaimana mungkin?
lihat!
jemariku, erat
terikat.
dan mereka tidak pernah bersama. selamanya.
ah atta, kamu puitis sekaliiiiii!!! ^-^
loved your posts! salam kenal yaahhh… :)
bagus ta…
lagi musim telaga ya…
btw sip lah
adoh, celaka 13. ndak di sini, ndak di tempat dinda. isinya senada … kayak abg semua… ekspresinya manaaa… *syirik mode on*
semoga ketenangan telaga memberimu keteduhan hati, dan makin rajin posting :-) I love your posts…
lok-lak….
bisa belajar bagaimana caranya menemukan telaga?
jatuh cintah nih yeh :D
wangi hutan cemaranya terlupa mpok? hehe… suit syuitttt… yang sedang berbungah-bungahhhh… :p
mbak pinjem sampannya sebentar…mau mancing ikan neh..tengyu..
Telaga sejuta cinta,..
ga abis abis, hehe
Semoga tak Engkau lepaskan apa yang tlah Kau temukan
Adoh, atta bolehkah aku mengenalmu??
i love you too..
*glek!*
Bersampan di pagi hari, saat matahari masih hangat. Dan saya membiarkan kulit saya tertimpa sinarnya. Saya kayuh dayung, susuri telaga. Pandangi gumpalan awan di langit. Dengarkan kecipak air saat dayung sentuh permukaan telaga.
mbak atta, apa sampannya nggak takut terguling enaknya kalau di telaga nggak bisa hanyut coba kalau di sungai akan terbawa arus.
Kalau si apri yg hanyut nggak saya tolongin…biar saja dia renang sendiri…:D ;)
aiiih…pada jatuh cinta. AKu gimana :(
jatuh cinta..berjuta rasanya..berjuta hasil inspirasinya :)
Di telaga sunyi, dengan keharuman bunga liar, akan semakin menambah keteduhan hati, jikalau embun menetes di dedaunan. Duh, sang kala, kapankah beningnya hati datang ke pelukan ….
eiiit… entar.. seingat aku dulu pernah punya teman kenalan dari Unibraw, panggilan Atta juga… sama gak orangnya ama dirimu?
Satu kata saja: bagus.
Aku seneng baca posting seperti ini.
tante Atta kok tahu Om tukang kewan mau berbaik hati mengajar GHilman?
sooooooooo sweeetttt!!!!!!
aku nyaman!
:( nggak bisa liat imageshack? Waa…tante Atta cuma tau saya baik tapi ndak tau gambar saya. Berarti rugi ndak bisa liat foto saya yang cakep itu? :p
senangnya bisa mampir lagi baca entry yg manis
hm,, romantis banget…. nice work
http://www.toilet-kecil.tk
WAHHHHHHHHHH yang kemaren itu ya taaaaaaaa… WAHHHHHHHHHHHHHH…. sayang kita gag ngobrol banyak yaa.. huhuhuhuhu.. attaaa ketemuan lagi yukk…. tau gag sih kamuh kalo kita mau jalan2 ke cibodas lagihh… hehehhehehehehehhe mau ikut gaaagggg.. ajak lah mas mu tuh.. ;)
Aduh, atta, kisahmu kok semakin berbunga-bunga sih, hehehe semoga kalian bisa menulis kisah kalian sendiri, suatu hari nanti, bersama-sama …
huaaaaa…. aku bahagia :) senangnya tau orang yang kita cinta bahagia karena keberadaan kita :):):)
tiap blog itu punya auranya sendiri, ada yang bikin bete ada yang bikin senang. blog yang satu ini golongan yang terakhir tampaknya…
Telaga berkata kepada sampan:
“akankah kau tinggalkan dunia untuk masuk ke airku?”
Sampan sedikit berpikir dan menjawab:
“mmm…tidak..tapi aku akan mengarungimu dengan kayuhanku”
Telaga merenung, dan berucap lirih:
“kalau begitu kamu bukan punyaku, sampan lain boleh terkayuh di airku, tapi yang menjadi kepunyaanku akan berdiam di dalam airku”
Telaga bersedih dan mengantar sampan mencari laut
Ikut berbahagia bersama Jeng.
Arisan dayung yuuuk… hehe