Jangan tanya saya kenapa lebaran di rumah kami terasa singkat. Sangat singkat. Hanya kami bertiga. Kami; saya, kakak sulung saya dan ibu saya.
Jadi, lupakan lebaran dengan sepupu (karena saya tak pernah tahu siapa sepupu-sepupu saya). Juga lupakan lebaran dengan tante dan om (karena saya tak pernah bertemu muka satu kali pun). Dan ah ya… lupakan lebaran dengan ayah (doa saya tak pernah putus, saya yakin di manapun ia berada saat ini, ia mengingat saya dengan baik)
Jangan tanya saya, kenapa lebaran di rumah kami terasa singkat. Sangat singkat. Hanya kami bertiga. Sebab pertanyaan itulah yang sering mengendap. Saya tak punya keberanian yang cukup untuk menanyakannya pada Ma’e, ibu saya. Takut kalau-kalau imbas dari pertanyaan itu hanya akan membuatnya sedih. (Padahal saya ingin sekali tahu, bagaimana ceritanya hingga ia terpisah dari keluarga besarnya atau… proses perpisahannya dengan laki-laki yang dinikahinya, ayah kami)
Teman saya pernah berkata; jangan pernah memusatkan perhatian pada apa yang sekarang tidak ada bersama kita, akan lebih baik kalau kita melihat apa-apa yang sekarang kita miliki. Jadi, masa-masa bersedih sudah lama lewat.
Dan, lebaran yang lalu, rasa sedih itu saya pinggirkan jauh-jauh. Di hari terakhir Ramadhan, semangat bersih-bersih rumah begitu menggelora. Mungkin karena ini lebaran pertama kami di rumah kuning (baru dua bulan kami menempatinya). Di malam takbir, saya juga masih bersih-bersih, sesekali berlarian tanpa alas kaki ke depan rumah untuk melihat pijar kembang api (saya sangat sangat suka kembang api) Hati saya riang. Takbir dari masjid depan kampung menambah kegembiraan.
Esoknya saya juga bergembira. Lebaran tahun ini saya absen sholat Ied. Saya bergembira saat bersalaman dengan para tetangga di kampung. Saat mencium tangan orang-orang yang lebih tua dan memohon maaf (Di kampung saya, di barat Jakarta, lapangan depan masjid menjadi jantung perayaan Idul Fitri, semua penduduk berkumpul, wajah-wajah tersenyum).
Saya bergembira saat mendengar suara si abang di ujung sana. Dering teleponnya membangunkan tidur siang saya. (Saking singkatnya, lebaran selalu dihiasi dengan tidur siang :D). Setelah bercakap-cakap dengan Ma’e, ganti saya yang bercakap-cakap dengan si abang.
Kunjungan teman-teman semasa kuliah dan sekolah ke rumah di hari setelah lebaran pertama lewat juga memberi nuansa kegembiraan yang lain. Bercerita. Sedikit mengenang yang telah lewat. Berbagi mimpi dan tentu saja bertukar kabar terbaru seputar teman-teman satu angkatan.
Hari ini saya juga masih bergembira. Meski suara saya hampir hilang. Kepala pusing dan sedikit demam. Batuk rupanya masih betah bersarang di tenggorokan. Ini hari pertama masuk kantor. Masih dalam suasana lebaran. Orang bersalam-salaman. Nasi lengkap dengan lauk pauknya dalam kotak, kue-kue kering, sirup strawberry (hmmm… kantor ini patut disalahkan dalam naiknya berat badan saya belakangan ini)
Dan lebaran pun tiba, kegembiraan yang datang pada saya, tercipta oleh peluk dan cium keluarga, hangat jabat tetangga, tawa riang teman yang lama tak bersua, gelak dan sapa orang-orang di kantor setelah jeda liburan -addduh, saya kangen redaktur dan teman satu desk, kangen lantai enam ini juga, kangen meja dengan sepuluh kuntum bunga matahari- Terima kasih Tuhan… untuk semuanya :)
Saya yakin, lebaran juga membawa kegembiraan untuk kalian. Masa-masa bersedih sudah lama lewat bukan? Hari kemenangan yang baru saja datang semoga membawa kita menjadi lebih baik…
syukurlah Ta, kalau beroleh kemenangan:)
amin . :) ,wah masih suka kembang api yah huehehehehehehehe. :) selamat bekerja digedung tinggi ^_^.
wah..udah masuk kantor ya? gue udah balik dari main di bandung dan haslnya badan agak ngga enak :(
hari lebaran, hari libur, jadi banyak wisatawan datang ke bali.. bali crowded (bikin kesel !!) tapi seneng soalnya jd ada rejeki…eheheheh… met lebaran ya bu.. :D
suara elo abis gara-gara ikut takbiran ya?
hehehe
met lebaran atta. maapin gw juga ya :)
salam untuk si abang. kok dia ndak nelepon saya ya?
ah lebaran yang sepi.
aku tau rasanya.
met lebaran ratna :)
selamat lebaran ratna, maaf lahir bathin
selamat rebaran ya tta. maap lahir batin dari kami sekeluarga
Pernah denger kenapa ‘hari ini’ dlm bhs inggris present? karena setiap ‘hari ini’ adalah hadiah yg harus disyukuri. Selamat lebaran Atta.
See?…I know you would have a joyous Eid..Maaf lahir batin dan met lebaran Atta :)
wah, lebaran tiwi kemarin juga singkat bener, tta… karena tengah hari udah harus ada di kantor. kekekeke…
Bersyukur banget bisa berlebaran di Monrovia dengan keadaan aman terkendali, kebayang kalau masih perang kayak di Ivory Coast :(, meski jauh dari famili dan kerabat, kayaknya lebaran ini cukup berkesan, dan kali pertama Iedul Fitri di Afrika—> bedaa banget! :)
Hugs from Monrovia…
tenggorokanku kok tercekat ya baca postingan ini. Selamat lebaran, ya Ta!
Dongeng Tukang Jahit Selimut
/1/
“Jika ingin mengerti rahasia malam,
jadilah tukang jahit selimut,” katanya.
“Jika ingin memahami hakikat dingin,
jadilah tukang jahit selimut,” katanya.
/2/
Lelaki itu hidup sendiri. Hanya sendiri.
Terlebih sendiri bila alam sudah berselimut malam.
“Tuhan itu Maha Penjahit. Selimut
malamnya, sedikit pun tak pernah
kusam, sedikit pun tak pernah koyak,”
katanya menyebutkan kearifan yang ia hayati,
setelah bertahun-tahun menjahitkan
beratus-ratus selimut pesanan.
“Tapi siapa yang memesan malam,
Wahai Lelaki Penjahit Selimut?”
dia suka bertanya begitu, ketika
sesekali waktu, sesuatu malam dia
tak bisa memejamkan mata tuanya.
/3/
Lewat selimut dia menghayati apa maunya Tuhan.
“Pak Penjahit Tua. Tolong buatkan selimut untuk
bayi kami, yang sebentar lagi lahir dari rahim
istri saya. Selimut paling istimewa, bersulam
nama kami dan nama yang hendak kami beri
untuknya,” ujar seorang lelaki muda yang datang
bersama istrinya yang tengah hamil tua.
Selimut itu akhirnya tak pernah dijemput si
pemesan. Meski ongkos bikinnya sudah
dilunaskan. Konon, anak yang namanya
tersulam di selimut itu, tak pernah sempat
dilahirkan. Hangatnya kematian memeluknya
erat tak terlepaskan. Selimut yang sudah
disiapkan, tak pernah sampai ia perlukan.
/4/
Lewat selimut dia memaklumi misteri manusia.
“Ini selimut yang dulu pernah Anda jahitkan,
utuk malam pertama kami. Selimut Perkawinan,”
kata seorang lelaki padanya. Sambil menyerahkan
sebuah selimut yang tentu saja ia masih ingat,
corak dan pola jahitannya. “Ambillah saja,
Pak Penjahit Tua. Simpankanlah untuk saya.
Saya tak sanggup lagi melihatnya, saya
tak juga tega membuangnya, sejak kutemukan
istriku bersama lelaki lain di balik selimut itu.”
/4/
Lewat selimut pula, dia melihat ke balik kematian.
Ketika itu, seorang lelaki seumur dia datang sendirian,
setelah salam diucapkan, lelaki itu menyampaikan niatan.
“Tolong dirombak, selimut putih ini jadi kafan. Saya
ingin memastikan, kelak saya tetap merasa tentram di kuburan.
Soalnya, selimut inilah yang paling setia menjadi teman,
sepanjang hidupku sehingga kini, sehingga aku merasa
sebentar lagi dijemput kematian. Tolong diihtiarkan…”
/5/
Lelaki Tua Penjahit Selimut, wahai, dengan
apakah kau hangatkan dingin tidurmu sendiri?
Selimut kegemarannya adalah sebuah selimut
yang ia jahit dari kain perca. Selimut yang disusun
dari ribuan lembar kain selebar telapak tangan.
“Setiap potongan sisa kain, menyimpan sebuah cerita.
Sebagaimana catatan harian. Seperti jurnal kehidupan,”
ujarnya sambil saling berdekapan
dengan selimut yang ia kasihi.
/6/
Jika ingin memahami hakikat selimut,
cobalah telanjang di tengah dingin malam.
Jika ingin mengerti rahasia kehidupan,
meringkuklah di balik selimut terhangatmu, lalu
bayangkanlah hingga suatu saat ada yang menegurmu,
“Wahai engkau, orang yang berselimut…”
maaf lahir batin atta.. :)
Atta, taqabbalallahu minnaa wa minkum
Minal Aidin wal Faizin
saya juga kangen negeri-senja ;)
artinya si Lebaran berhasil menjerat hati…. dan saya harap senja masih tersangkut di cakrawala
minal aidin wal faidzin attaa….
Mohon maaf lahir batin ya.
Alhamdulillah, ternyata lebaran kemarinnya berkesan ya :)
ta be grateful for what you have, for there are many people envy for what you have, mohon maaf lahir dan batin ya ta, let just cheers this short life!
mbak atta… met lebaran yee.. salamin buad ciphie yah… *hihihi belum2 dah minta tolong neh*… maaf lahir batin ya mbak atta… *hugs*
maapim ane laer ama batin ye? :D
siberia : :)
randi : hai. suka kembang api juga gak?
ruri : udah enakan belum rur? bawa apa nih dari bandung? :D
aprian : i miss bali :)
roi : tapi keren kan? mirip suaranya reza kan? iya kan?
killy : sama-sama killy. eh ada YM tak?
mase : lho… abis mase sibuk keliling2 katanya. jadi pas ditelp tak ada orang di rumah :D
enda : thank u enda
dion : makasih dion
maknyak : makasih maknyak
ganda : nice… *hug Mode ON*. makasih yah
otty : hey otty, cerita lebaran otty juga seru :D
t.w : tapi kemaren udah di rumah kan?
Luigi : hug juga :), posting terbarunya bagus sekali.
mushrooms : my dear sistaaaaa *kiss Mode ON* “I eat like a daddy”-nya fabian lucu banget :D
Tukang Dongeng : seperti biasa, puisi yg cantik. terima kasih banyak pak
pipit : maaf bukannya saya mengganggu tapi… kekekkeekkek
umar : maaf lahir batin :)
Qky : i miss u too
andi : nyangkut ndi. apa kabar solo?
eyi : makasih eyi. ketemuan yuk…
Farid : halo pak. biar lebih cheers, saya mau nagih oleh2 dari eropa. hehehehhehehe
Lala : adik lala. selamat lebaran. si ciphie hari ini belum terlihat. jangan2 nambah liburnya. tapi nanti kalo ketemu, salamnya tak sampaikan yah. salam juga buat Thomas.
siwoer : sama-sama ya pak. udah balik dari mudik toh?
mohon maaf lahir dan batin, ta :)
{deny&rida}
Uuuh…dengan backpack-ku, akhirnya aku sampai juga di negeri senja. sepertinya ini negeri paling romantis yg pernah kudatangi.. Non, sepertinya kita punya kesamaan. Tidak semua pertanyaan punya jawaban, tapi kehidupan harus terus berjalan. Stay strong, girl :)
saya juga siangnya langsung tidur siang kok ta..hehe,memanfaatkan saat-saat tidur siang nih…
puasa tahun ini aq bolong 5
met lebaran ya….aku merinding lho klo denger TABIRAN
ralat TAKBIRAN